Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut pendanaan transisi energi dari skema Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk Indonesia baru masuk sebesar US$500 juta atau Rp7,76 triliun (asumsi kurs Rp15.521), dari total komitmen US$21,6 miliar.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan bahwa pendanaan tersebut berasal dari Uni Eropa dan International Partners Group (IPG) yang dipimpin Amerika Serikat dan Jepang.
"Ada dua tuh dari Uni Eropa, sudah dengan SMI, kemudian yang satu lagi dari IPG, dari United States [AS]. Uni Eropa kalau tidak salah US$500 juta," kata Dadan saat ditemui di Jakarta, Rabu (21/8/2024).
Dadan menuturkan, pendanaan dari dua sumber tersebut langsung disalurkan kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) yang merupakan pengelola dana JETP, untuk proyek panas bumi (geothermal).
"Kemudian diarahkan juga ke SMI untuk proyek geothermal. Kan itu yang ditunjuk sama pemerintah untuk yang di SMI," tutur Dadan.
Sebelumnya, Kementerian ESDM mengungkapkan salah satu proyek energi baru dan terbarukan (EBT) yang akan mendapat aliran dana dari JETP.
Baca Juga
Adapun, JETP merupakan inisiasi negara-negara maju yang tergabung dalam International Partners Group (IPG) yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Jepang, serta beranggotakan Denmark, Inggris, Italia, Jerman, Kanada, Norwegia, Prancis, dan Uni Eropa.
Sebelumnya, Dadan mengatakan, salah satu proyek yang akan mendapatkan pendanaan dari JETP, yaitu pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) milik PT Medco Power Indonesia.
"Misalnya, panas bumi yang di Medco sekarang dalam proses finalisasi untuk mengalirkan dana dari salah satu member dari JETP tersebut," kata Dadan dalam sosialisasi Permen ESDM No 11/2024, Senin (12/8/2024).
Dadan menerangkan bahwa masuknya pendanaan JETP ke lembaga-lembaga keuangan Indonesia pun sudah semakin terlihat langkah konkretnya. Kendati demikian, dia tak memberikan detail proyek EBT lainnya yang akan mendapatkan dana JETP.
Namun, Dadan memastikan komitmen kesepakatan JETP yang diinisiasikan dari Presidensi G20 Indonesia dengan nilai US$21,6 miliar atau sekitar Rp333,05 triliun itu sudah mulai terbukti.
"Sudah ada langkah-langkah konkret bagaimana pendanaan dari Uni Eropa itu masuk ke lembaga keuangan di Indonesia. Sudah banyak pembicaraan dengan PLN," ujarnya.